Adakah Dampak Nyata Kedatangan Para Pesohor Sepakbola Dunia itu?

Oke, sekarang ini benar-benar beruntung negara kita di kunjungin oleh para pesohor sepakbola dunia. Dengan adanya kedatangan mereka ini diharapkan akan menularkan minimal atmosfer bermain di eropa, terus bisa membina sepakbola Indonesia menjadi sepakbola yang berkembang pesat menuju kemajuan. Tapi gw disini selalu aja berpikir dari sisi yang lain. Seperti tulisan-tulisan gw sebelumnya, gw selalu berusaha untuk membawa sebuah topik dari sisi pemikiran yang berbeda. Mungkin tulisan semacem ini udah di tulis juga sama kolumnis-kolumnis yang mungkin emang kompeten, tapi seengganya gw sebagai fans sepakbola boleh donk mengugkapkan pemikiran gw mengenai fenomena ini..hehe..
Salah satu keuntungan yang didapat dari datangnya para pesohor sepakbola ke Indonesia, baik dalam balutan seragam klub maupun Individual adalah kita bisa melihat lebih dekat para pesohor sepakbola ini beraksi di stadion kebanggaan bangsa kita, Gelora Bung Karno. Disamping itu juga ada keuntungan lain yaitu kita bisa ikutan dilatih sama selebritis sepakbola ini secara langsung dalam rangkaian acara coaching clinic, bahkan bisa meet and greet sama mereka, foto bersama, tanda tangan kostum dan juga makan malam bareng.. Untung aja kagak nginep di hotel bareng juga..wkwkwk...Itu semua merupakan kesempatan yang super langka buat kita para penggemar sepakbola dari dunia ketiga. nah tapi, apakah ada manfaat yang nyata untuk para pesepakbola dan seluruh awak yang terlibat dalam teknis lapangan hijau itu sendiri? adakah dampak besar untuk memajukan sepakbola kita dengan itu semua?? nah mari kita bahas satu-satu.

Kita mulai dengan pembahasan tentang coaching clinic. Sebenarnya konsep dari coaching clinic ini keren loh, yaitu membantu perkembangan bibit-bibit muda yang akan menjadi tulang punggung sepakbola suatu negara di masa depan. Tapi apa yang terjadi dengan coaching clinic disini? ketika para pebola itu datang kesini, coaching clinic memang di berikan, tapi menurut gw sangat lah tidak tepat sasaran. Kenapa? karena bisa ketahui bahwa talenta-talenta emas sepakbola kita kebanyakan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Itu adalah sebuah fakta nyata. Nah untuk mengikuti coaching clinic dari para pesohor yang datang kemaren ini, dari mulai Timnas Belanda, sampe ke Chelsea, biaya coaching clinicnya di taksir sampe Rp. 5.500.000,-/ orang. Oke kita ambil aja 5 juta lah per orang, berarti bisa dikatakan kesempatan untuk memoles talenta emas anak kurang mampu otomatis tertutup. Walopun anak orang kaya pun banyak juga yang jago mainnya, tapi apa lebih banyak dari anak yang kurang mampu? Kita juga bisa liat fakta, dari belahan timur Indonesia banyak banget talenta yang saat ini berada di Skuat Timnas. Coba kita liat latar belakang mereka, di masa lalunya mereka untuk sekedar beli sepatu bola aja susah, apalagi mau coaching clinic yang bayar sampe jutaan? ngimpi doank mereka. Liat juga mereka yang ikutan coaching clinic, ada beberapa keponakan, anak tetangga, dan lainnya yang gw dapet infonya, mereka kebanyakan ikutan coaching clinic karena ngefans sama klub ato personal yang bersangkutan, bukan untuk menjadi pebola profesional. Ini sih ga bisa gw salahin mereka karena bapaknya bisa bayarin. Tapi kalo dari sisi menularkan ilmu, apa ga nguap itu ilmunya? sayang kan dapet ilmu yang berharga banget dari pesohor bola profesional eropa, tapi cuman nguap doank ilmunya di masa depan karena ga ada niatan untuk menjadi pebola pro. Plus lagi ada beberapa peserta yang wanita, bukannya gw mau rasis gender ya, tapi apa perkembangan sepakbola puteri Indonesia uda kedengeran gaungnya? Adem ayem aje perasaan..ya kan? Nah ini yang menurut gw adalah kesalahan yang fatal. Tapi demi balik modal dan sebagainya, ya promotor ga mau lah rugi. Ya ga? Yang punya duit mereka, ya suka-suka mereka juga. Jadi kesimpulannya, coaching clinic untuk pengembangan pemain muda negara dunia ketiga adalah Totally Bullshit. Agree? Semuanya hanya untuk kepentingan komersial dan bukan untuk memajukan sepakbola kita. 

 
Liat sepatunya, ga mungkin kan orang ga punya ni anak-anak??
Kita kemudian akan melihat dengan hasil yang dicapai dari Timnas U-19 kita di AFF yang baru aja usai. Memang, ini baru regional asia tenggara aja, tapi uda cukup lumayan kalau melihat senior-senior yang berlaga, sekelas AFF juga, ga pernah namanya bawa pulang piala, paling cuman finalis dan top skor aja. Pertanyaannya adalah, anak-anak yang di Timnas U-19 ini apakah ngerasain main bareng dari pesohor sepakbola ini? tidak sodara-sodara. Mereka hanya digembleng secara disiplin oleh staff kepelatihan dibawah komando Pak Indra Sjafri. Memang ada juga yang berlaga di Uruguay dari Tim SAD, tapi ga semuanya dipanggil dari sana, kebanyakan pemain junior di klub-klub gurem lokal. Berarti apa? Secara ga langsung sebenernya kita mampu untuk melakukan pembinaan pemain muda, hanya saja dengan adanya banyak konspirasi untuk kepentingan tertentu maka berantakan semua ga pernah bener. Nah ini sebenernya yang perlu diperbaikin kalo emang mau majuin sepakbola nasional. Lihat Jerman yang hancur lebur diawal millenium, berangkat dari situ mereka memperbaiki struktur dasar sepakbola mereka, Spanyol juga begitu, dan yang paling fenomenal sekarang adalah Belgia, mereka semua memperbaiki pembinaan pemain muda. Kita bisa liat hasilnya sekarang, timnas mereka dipenuhi pemain muda bertalenta, dan kemampuannya dihargai mahal oleh klub-klub besar dunia.
Kesimpulannya adalah, dampak nyata dari kehadiran pesohor ini hanyalah dari sisi komersial dan tidak untuk membantu memajukan sepakbola nasional. Dan dengan adanya momentum kebangkitan dari Timnas U-19, maka tanpa menghadirkan selebriti sepakbola luar negeri pun, kita bisa memajukan sepkabola kita sendiri, asal di kelola dengan serius, serta mengesampingkan kepentingan golongan..
 
 

Komentar

Postingan Populer