Catatan serunya Rifi (Java Trip 2015) Edisi 1

Mungkin ini saatnya gw menulis sekelumit perjalanan panjang gw menggunakan Motor bebek gw menuju ke Kediaman Mbah gw di Trenggalek, Jawa Timur, Indonesia. Perjalanan panjang ini sebenernya bukan yang pertama kali gw lakuin ya. Melainkan udah berulang kali. Tapi ini adalah kali pertama gw melakukan perjalanan ini menggunakan motor. Ya sebuah Motor bebek Honda Blade tahun 2013.

Untuk bagian pertama ini gw akan menceritakan sebuah kisah perjalanan menuju ke Subang, Jawa barat dulu..haha.. Gw berangkat dari Bogor pada 18 Juli 2015 sekitar pukul 06.00 pagi. Jalanan masih kosong banget, maklum masih pada lebaran kan. So, gw melajukan motor gw dengan kecepatan sedang sekitar 80 Km/Jam saja. Perjalanan yang gw lewatin ini dari Bogor gw tembusin menuju ke arah Cikarang. Kenapa Cikarang? karena gw harus mampir dulu ke sanak saudara yang berada di Desa Gempol, Pusakanagara, Subang. 

Skip-skip-skip perjalanannya. Akhirnya gw tiba di Desa Gempol, Pusaka Nagara, Subang. Perjalanan gw tempuh sekitar 4,5 jam sejauh 160-an Km. Lumayan juga tuh bikin pegel tangan kaki. Tapi sampai disana yang ada cuman senang saja, karena gw bertemu dengan saudara-saudara. 

Nah yang seru adalah di hari ke-2 gw berada disini. Gw berkesempatan untuk mengunjungi Pantai Kelapaan, di Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang. Kenapa kok pantai? ya karena gw sangat mengagumi laut dan karena itu pulalah gw dulu kuliah mengambil jurusan yang berkaitan dengan laut atau perairan di sebuah Unversitas Negeri di Bogor. Baru pertama kali ini gw ke Pantai ini. Masih asri pantai nya walau di beberapa tempatnya sudah ada buangan-buangan sampah dari warga yang berkunjung dan berwisata, atau bahkan berpacaran di Pantai ini. Perjalanan dari rumah saudara gw ke Pantai ini di tempuh kurang lebih 10 Km ke arah utara Jawa. Namanya juga pantura..hehe.. Sesampainya disana gw melihat keindahan natural hasil kreasi yang punya dunia, dalam bentuk masih semi kontaminasi. Alias belum banyak lah aktivitas yang akhirnya mengganggu ekosistem setempat. Disana gw juga banyak menemukan tambak-tambak yang belakangan gw ketahui sebagai tambak ikan tawar bandeng (Chanos-chanos. sp), juga ada beberapa yang membudidayakan lele (Clarias sp) dan ada juga yang bertani garam. 

Salah satu tambak yang gw kunjungi di Desa Patimban, Pusakanagara, Subang
Karena waktu itu siang hari yang sangat cerah dan tidak berawan, maka dapat dipastikan cuaca panas banget, dan karena itu pula tambak disini banyak yang kering. Tapi aktivitasnya tetap berjalan seperti biasa, mungkin hanya volume produksinya aja yang berkurang (gw tidak menanyakan hal ini secara detail, karena masih suasana lebaran jadi pada ga konsen). Perjalanan gw akhirnya berada di titik dimana gw pengen menikmati suguhan lukisan alam yang masih sangat natural, dan gw kesampaian untuk menikmati hal itu. 

Foto gw ambil jelang sunset di Pantai Kelapaan, Subang
Sunset di Pantai Kelapaan, Subang
Motor Tangguh gw yang berhasil ngantar gw ke Pantai Kelapaan, Subang
Beautiful Sunset
Oh iya, sebelum gw sunset gw sempetin mampir ke Tempat Pelelangan Ikan Trungtum, Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Subang. Tapi sayang, tidak banyak kegiatan yang dilakukan, karena mungkin sudah rada sore gw kesana. Kenapa kok harus banget ke TPI? ya karena gw cinta perikanan dan kelautan jadi gw berpikir kalau cinta jangan setengah-setengah, semua aktivitas yang berkaitan didalamnya juga harus di jelajahi lah. 

Kunjungan ke TPI Trungtum
Karena hari sudah sore banget, gw memutuskan untuk pulang ke rumah saudara. Dalam perjalanan pulang gw melihat ada sebuah pohon tanpa daun yang gw pikir ini akan bagus menjadi sebuah objek foto. Sayang gw tidak membawa SLR atau sejenisnya, hanya kamera HP gw (btw HP gw Asus ZENFONE 2 Z551ML) yang bisa gw andalkan untuk mengambil foto tersebut. Semua foto yang gw upload disini pun diambil dengan menggunakan kamera HP tersebut. Sila dilihat, menurut gw ini foto keren dan momen sunsetnya membawa foto ini memiliki keunikannya sendiri. Maaf gw bukan seorang pecinta fotografi jadi gw tidak bisa mendeskripsikan foto-foto ini dalam kata-kata ala anak fotografi, yang gw tau dan gw rasa hanya foto ini adalah foto keren dengan momen yang pas..hehe..


2 Foto di atas gw ambil naked pic, tanpa efek atau editan apapun
Setelah gw ambil foto ini, gw berjalan pulang. Lagi-lagi gw berhenti sejenak. Karena gw melihat pemandangan yang rada janggal. Mungkin karena gw belajar tentang pengelolaan lingkungan perairan jadi gw agak heran melihat pemandangan seperti ini. 


Kenapa banyak sekali ikan mati dekat wilayah Estuari (pertemuan antara sungai dan laut). Apa yang menyebabkannya? Awalnya mau gw cari tau, tapi akhirnya gw urungkan niat gw itu karena gw pikir ini sudah sore dan waktu gw untuk sebuah perjalanan panjang ini ga banyak lagi. Tapi yang gw yakini pasti ada yang salah, entah pencemaran yang dilakukan manusia, atau cara penangkapannya yang juga melanggar aturan-aturan yang ada. Entah gw ga pernah tahu sampe detik ini. 

Gw kembali keesokan pagi nya ke Pantai ini. Tapi gw mengambil spot agak lebih ke Timur dari lokasi pertama. Kenapa gw kembali lagi kesini? Karena gw awalnya mau melihat aktivitas penurunan hasil tangkapan di TPI Trungtum, tapi karena minimnya informasi yang ada, hanya kekecawaan yang bisa gw dapatkan. Pagi buta yang seharusnya aktivtias itu sedang hangat-hangatnya berlangsung, disini (TPI Trungtum) tidak terjadi. Bahkan TPI kosong kaya kuburan. Tidak ada aktivitas nelayan disana. So, gw akhirnya memutuskan untuk foto-foto sunrise aja. 


Sunrise at Kelapaan Beach, Subang
Udah lama gw ga nikmatin matahari terbit di Pantai kaya begini. Ini menyenangkan sekali buat gw. Beban hidup berasa lepas aja kayaknya (lebay....)! Ini benar-benar relaksasi yang luar biasa dari aktivitas yang bikin cape otak kalo di Jakarta. Gw kerja, kuliah dan ngeband, dan hampir tiap minggu ga ada istirahatnya. Jadi ketika gw mendapatkan momen kaya gini ya pastilah senang dan sangat menikmatinya. Pantai Kelapaan ini sungguh sangat potensial untuk dijadikan sebagai objek wisata, tapi bukan  mass tourism yang akhirnya ngerusak semacem pantai Ancol di Jakarta Utara, melainkan Ecotourism yang mana potensi lestari nya akan tetap terjaga sampai masa-masa yang akan datang. 

Oke segitu aja cerita gw di bagian pertama ini, nanti perjalanan akan gw lanjutkan menuju jawa tengah yang ga kalah seru, karena jalur yang gw ambil ini baru pertama kali gw lewatin, beda sama jalur "normal" kalau menggunakan mobil pas mudik. Gimana ceritanya? nantikan aja ya di Edisi ke-2..hehehe...


Komentar

Postingan Populer