Kereta JABOTABEK, manifestasi keburukan Manusia Indonesia?? (Part 1)

Mumpung lagi produktif, ane terus aja nulis, soalnya di kantor lagi sepi kerjaan.. Jadi punya waktu untuk nyoba nulis lagi...hehe..

Ok, kita masuk kepada bahasan. Disini gw akan ngebahas tentang kereta nih gan. Kenapa harus kereta yang dibahas? karena gw uda lama banget mau nyampein pendapat gw ini tentang perkereta apian di Indonesia dan seluk beluk "kegiatan" diatasnya dan apa yang kemudian menjadi efek ataupun pencerminannya terhadap perilaku manusia, khususnya di kereta Commuter, yang terdiri dari Kereta Ekonomi dan Commuter Line (AC). Untuk trit ini, gw akan ngebahas dulu tentang kereta Ekonomi, yang Commuter Line AC untuk selanjutnya, makanya gw bagi 2 part..hehe...selamat membaca gan.







Apa yang ada dibayangan lo ketika menyebut sebuah rangkaian panjang tanpa Pintu tertutup, tanpa kipas yang menyala dan terdapat banyak sekali aktivitas, terutama perdagangan (kaya pasar apung, tapi klo ini mungkin namanya Pasar merambat...wkwkwk) yang terjadi disini?? Kalo di bayangan gw, cuman satu, jorok man!! itu dia gambaran yang menurut gw bisa mewakili para konsumen (khususnya menengah kebawah "katanya", tapi gw masi sering liat yang berdasi dan ber-BB atopun ber-iPad naek kereta ini).



Gw ga tau kapan persisnya kereta ekonomi ini mengalami transformasi bentuk dan fungsi sampe sedemikian, tapi yang gw tau adalah ketika gw menumpang kereta ini, sensasi berada di pasar dengan segala hiruk pikuknya pasti akan lo alamin..hehehe..Kapan lagi lo nyoba pasar kilat?? maksudnya, pasarnya bisa jalan diatas rel besi dan dibumbui oleh para "Pengusaha hiburan live", alias para pengamen beserta atribut dan keterampilannya memainkan alat musik ataupun nyanyi ato sekedar berpuisi dan (bahkan) mengaji, baik normal maupun (sori) punya ketidaklengkapan fisik atopun para anggota Serikat Tangan diBawah (STB) ato kalo mau kasar ngomongnya, gepeng-Gelandangan dan pengemis, dan juga para peminta sumbangan dengan motif membagikan amplop dengan dalih buat sekolah, atopun pembangunan mesjid dan pesantren.

Pada waktu-waktu tertentu, apalagi ketika rush hour, waktunya orang berangkat kerja dan pulang kerja, nah saat-saat inilah yang menurut gw paling mantab kalo untuk penggambaran KRL Ekonomi ini. Ya, memang sih klo diliat-liat penumpangnya berasal dari kalangan menengah kebawah, tapi itu merupakan kewajaran karena emang ni kereta kaleng krupuk, gw nyebutnya gitu karena bentuknya banyak bopeng-bopeng n penyok persis kaleng krupuk, untung aja ga di pakein label Ikan Sari..hehe, harganya murah. Paling mahal 2500 perak kalo ga salah dan paling murah itu 1000 man, murah kan, tapi itu yang resmi, kalo yang ga resminya sih untuk jarak terjauhnya aja bisa gratis, tapi dengan catatan, harus melalui Skill dewa pada saat pemeriksaan tiket di stasiun, ato kalo ga mau diperiksa, dateng aja lewat luar stasiun dan nyusurin rel, ntar tinggal naik keatas tempat tunggu stasiun, ga ada yang marah kok..hehehe..nah uda lewat hadangan itu, pas naik tenang aja, biasanya ga ada yang meriksa baik pagi-siang-sore-malem, kecuali ada petugas yang error nyangka ini Commuter line AC, trus mereka meriksa. Wah, saking hebatnya orang Indonesia dalam kepura-puraan, hanya dengan senyum-senyum melas dan nyerahin duit yang disembunyiin rapat ditelapak tangan kanan (isinya biasanya 1000), kemudian berpura-pura tidur kaya orang mati (uda dibangunin pake ditonjok dan disiram airpun ga bangun juga), lewatlah hadangan satu lagi..Ato kalo ga mau terhadang, gampang, tinggal naik aja ke lantai 2 kereta (mungkin yang punya kereta bertingkat didunia adalah Indonesia, India, Pakistan, Bangladesh dan Srilanka..bangga ga lo??hehe) alias numpang keatas gerbong. Disini lo akan mendapatkan sensasi bermacam-macam, mulai dari angin sepoi-sepoi, kepanasan yang teramat dalam, kedinginan serasa dikutub, sampe mandi gratis karena keujanan..hehehehe..


 Semua itu terjadi, dan itu fakta. belom lagi banyak banget tukang dagang, pengamen dan pengemis. Yang gilanya, mereka lebih berkuasa daripada Orang-orang KRLnya itu sendiri. Kalo ada penertiban ini dan itu, pasti yang jadi korban adalah keretaku tercinta, padahal tu kereta ga ngelakuin apa-apa.

Ok, itu merupakan sebagian kecil dari "kehidupan" diatas kereta, sebenernya masi banyak lagi yang bisa lo liat, makanya kali-kali naik kereta ini, dijamin ga bakal lupa de sampe lo jadi orang sukses (NB : Ayu ting ting aja ga lupa kalo dia tu dulu punya kendaraan panjang bernama kereta, selain bajaj dan angkot..hehehe). Yang jadi pertanyaan adalah, kenapa mereka bisa jadi seperti itu?? Mengapa banyak sekali kegiatan yang terjadi dikereta?? Karena ini jadinya ga sesuai sama visi dan misi perusahaan Kereta Api itu sendiri yang mengedepankan keamanan dan kenyamanan. Oia, gw lupa, ngomong-ngomong soal keamanan, di Kereta ini banyak banget Copet, Jambret, Silet, Pelet, Uler keket, Mencret, lengket..ah lebay!! hehehe..ya, banyak sekali tindak kriminal disini, dari mulai pencopetan, penjambretan, atopun pelecehan seksual.

Balik lagi ke topik, yap, kenapa mereka bisa jadi kaya gitu?? kenapa fenomena ini selalu ada? Memang, gw yakin Orang Indonesia itu punya toleransi yang tinggi (sebenernya), terutama kalo sama kaum bawah kaya pengamen, pengemis, dan pedagang (karena kalo ciri khas bangsa ini ga kaya gitu, mereka-mereka ini ga akan menjamur di kereta bener ga??apalagi orang yang mencacatkan dirinya demi mengharap iba orang lain..duh miris banget), tapi ketika kondisi sedang padet-padetnya, mereka ini menjadi sangat-sangat mengganggu. Belom lagi tingkah para penumpang, baik tua, muda, laki, perempuan, alay, preman, dll yang semuanya pengen berebut kenyamanan ditengah ketidaknyamanan..(nah lo??) semua memikirkan diri sendiri tanpa peduli sama sekitarnya, kaya misalnya ada ibu tua berdiri depan orang duduk(laki-laki) nah, si orang ini pura-pura mati (belagak tidur kaya orang mati jadi ga bisa digugah..hehe), padahal dia tau seharusnya apa yang mesti dilakuin (ato emang mungkin dablek, maklum tingkat pendidikannya mungkin ga sampe ke pelajaran toleransi). Dan yang paling ketara dari kebobrokan manusia ini semua adalah, ketika akan turun. Kenapa ketika turun?? karena pada momen inilah sebenernya keliatan tuh watak-watak sodara-sodara kita ini (Mungkin termasuk gw). Ada yang grasak grusuk pengen buru-buru masuk, ada yang pelan-pelan aja slow (gw termasuk yang ini karena gw ga mau ribut ma orang), bahkan ada yang pake teriak-teriak "awas air panas!!!" ato "awas penderita AIDS!!" ato "Awas tunangan ketiga Kapolres!!!" dan sebagainya, dan sebagainya. Liat, betapa egoisnya mereka-mereka ini ya ga? ga peduli mau ada orang tua kek, mau ada anak kecil kek, ibu hamil kek ato apapun, tetep aje yang mau masuk ngerangsek dari luar, yang mau keluar bersusah payah mengeluarkan diri dari belenggu Ruang Besi ini...hehe...

Kenyamanan apa yang bisa anda dapatkan disini?apa yang bisa dilakukan PT.KAI dalam menghadapi masalah yang uda puluhan tahun jadi penyakit tetap? dan kenapa pula ini bisa terjadi terus menerus??

Gw mau coba ngulas ini. Sebenernya, orang Indonesia itu adalah orang-orang yang ramah, penuh kasih sayang, tolong menolong, gotong royong dan sebagainya. Beberapa kali gw naik kereta ini juga masih keliatan koq kalo orang-orang kita ini bersifat seperti itu (sebenernya), tapi kenapa sedikit sekali yang melakukan itu? Gw lebih sering ngeliat orang-orang yang memiliki sifat sangat individualis, tidak peduli, acuh tak acuh, mementingkan kepentingan kelompoknya sendiri, dan akhirnya cuman bisa niru apa yang orang lain perbuat, supaya bisa enak sendiri, didalam kereta itu. Baik dagang, ngamen, ngemis, nyopet ato apapun, yang penting bisa dapet untung, dilakuin. Ga peduli mau orang lain gimana kek yang penting gw kenyang (egois dan individual banget kan?).



 
 Ulasan gw selanjutnya, sekaligus kesimpulan tulisan ini akan gw lanjutin di Part 2, tentang Commuter Line (AC)..makanya ikutin terus yak..tengkyu berat...

Komentar

Postingan Populer