Makhluk Ghaib bernama TUKANG PARKIR

Sudah lama juga rupanya gw tidak menulis di Blog ini. Apa yang akan gw bahas kali ini? Apakah kemirisan kelakuan orang-orang di Indonesia, negara gw tercinta ini? Sepertinya masih akan begitu tulisan gw sekarang ini. 

Kali ini gw akan membahas masalah tukang parkir. Kenapa tukang parkir? Karena menurut gw ini perlu aja diangkat topiknya, karena banyak cerita, terutama cerita nggak enak, mangkel, susah, rese dan sebagainya. Ini gw ambil dari kisah yang gw alami sendiri ketika bersinggungan dengan tukang-tukang parkir ini. Dimanapun mereka berada. Gw ngeliatnya udah kaya makhluk ghoib ini para tukang parkir..haha..

Sebenarnya sejak kapan sih pemberlakuan pekerjaan tukang parkir ini ada? Jikalau memang kita butuh dengan sangat tenaga tukang parkir ini, buat apa jika kita berkendara dibekali oleh yang namanya kaca spion, baik itu di mobil maupun di motor? Kurang logis kan jadinya? Kita sudah dibekali oleh pabrikan otomotif dengan dua buah spion serta satu spion tengah untuk mobil, dua spion kanan kiri untuk motor, yang berguna untuk melihat sisi belakang, selain untuk melihat keadaan jalan ketika kendaraan tersebut berjalan, begitu pula untuk parkir. Nah, disini yang jadi masalah. Ambil contoh lah di dalam parkiran Mall. Memang ada petugas parkir. Tapi fungsinya lebih ke pencatatan untuk kendaraan-kendaraan yang terparkir. Kalaupun mengatur posisi, itu dilakukan tanpa bayaran. Perkara bayaran inilah yang kemudian menjadi bahasan gw berikutnya. 

Beberapa kejadian yang kemudian terjadi dalam hidup gw adalah, ketiadaan tukang parkir ketika gw datang, kemudian setelah gw menyelesaikan urusan disuatu tempat, tukang parkir tersebut muncul secara tiba-tiba dari tempat yang antah berantah, dengan membawa pluit khasnya, membantu memundurkan motor dengan cara menarik, atau membantu memundurkan mobil dengan cara mengawas-awas (bahasa apa ini..wkwkwk), kemudian kita kasih uang, dan mereka melengos pergi tanpa memberikan jalan untuk kita keluar menuju jalan ramai atau jalan raya. Kejadian kayak gini yang membuat gw sangat mangkel. Mereka tidak tahu ada dimana ketika datang, tidak juga gw meminta kendaraan gw untuk dijaga (karena gw biasanya cepat kalau berurusan dengan minimarket), namun tiba-tiba mereka selalu muncul dengan tidak terduga. Itu kampret maksimal menurut gw. Ironisnya lagi, tidak juga mereka bekerja sebagaimana mestinya, hanya prat-prit-prat-prit ga guna, kemudian menengadahkan tangan ke gw, dan meminta uang. Setelah uang berpindah, mereka meninggalkan gw yang harus susah payah mencari jalan ke jalan raya sendiri (Kalo ke arah yang sama ga terlalu ribet, nah kalo balik arah ini yang bikin rese). Apa bedanya sama makhluk ghaib yang tiba-tiba muncul nakut-nakutin manusia kan??hehehe...



Disini gw melihat ada yang males ya. Banyak orang-orang males di negeri ini rupanya. Tukang parkir liar ini adalah salah satu ladang kemalasan orang untuk berusaha. Bayangin aja banyak orang banting tulang kerja keras, mereka cuman ngerjain yang ringan-ringan, tetapi banyak menghasilkan uang, walaupun dalam bentuk recehan. Tapi coba kalau digabungkan penghasilannya perhari, kemudian akumulasikan perbulan, besar banget loh. Bisa-bisa kalah pegawai kantoran. Penghasilan minimal Rp. 1.500.000,- dengan cara kerja seperti itu gw rasa ngga banget deh, dibanding dengan kuli bangunan atau SPG-SPG yang bahkan sampai larut malam masih nawarin rokok ke para pria. 

Yah, semoga aja nanti minimarket, KCP-KCP Bank ternama di Indonesia,  warnet-warnet, ataupun tempat manapun di Indonesia yang kira-kira bisa memberikan peluang terjadinya tukang parkir liar dadakan ini, bisa bertindak tegas untuk mengusir atau membinasakan jenis pekerjaan satu ini. Sangat ngganggu asli dah. Kerja sedikit, bahkan ga kerja sama sekali, tapi dapet terus tu duit. Pantesan aja ya sengketa lahan parkir itu bisa jadi drama pembunuhan yang sadis, dan bahkan pengelolaannya sudah menjadi mafia-mafia yang berpondasi bagus serta di backing para pihak berwenang atau pejabat-pejabat setempat. 

Komentar

  1. Klo menurutku itu pekerjaan yang hina dina mas.
    Lebih hina dari pengemis.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer