Sekelumit kisah perjalanan menuju ke Kuningan, Jawa Barat

Oke, kali ini gw akan berbicara tentang kejadian yang cukup seru dalam perjalanan hidup gw. Yak, gw akan bercerita tentang pengalaman gw pas kemarin ini (6 Desember 2014) gw melakukan sebuah perjalanan untuk mewujudkan impian gw yaitu berbisnis di bidang perikanan. 

Lambang Kabupaten Kuningan

Gw akan mulai dari awal mula gw memulai perjalanan ini. Perjalanan ke Kuningan ini gw mulai dari Kota Bogor, dimana gw menunggu sebuah bus sakti yang katanya adalah raja jalanan  kalau di Pantura. Ya, bus itu bernama Bus Luragung Jaya. Bus tersebut berwarna terang kebanyakan ya, dan bus yang gw naikin ini berwarna hijau stabilo dengan garis merah hitam dan kuning. Tidak semua bus Luragung ini sama warnanya asal lo pada tau. Selain itu, bus ini juga memiliki ciri khas dinamakan oleh Supir busnya sendiri. Seperti contoh ada bus Luragung yang dinamakan HEGAR, yang mana supirnya adalah seorang bernama Pak Hegar, dan semua yang biasa travelling dengan bus ini sudah tau nama besar pak Hegar ini seperti apa. Lo bisa bayangin bus yang seharusnya membawa penumpang selama 6-7 jam, jika dibawa oleh pak Hegar ini bisa dipersingkat menjadi sekitar 4-5 jam. Nah, kenapa bisa kaya gitu? inilah salah satu cerita pengalaman yang mau gw bagi..hehe..

Bus Luragung Jaya

Perjalanan di mulai dari Bogor pada pukul 14.00 siang hari sabtu, yang mana pada pagi harinya gw baru saja menyelesaikan sebuah Ujian Tengah Triwulan Metode Kuantitatif Untuk Manajemen di kampus MB IPB Pajajaran. Perjalanan diawali dengan guyuran hujan dikota Bogor yang cukup deras, sehingga suhu udara ketika itu pun jadi agak sedikit lebih dingin. Disini keanehan sudah dimulai. Apa? Ketika hujan deras tersebut kaca-kaca yang ada di bus ditutup oleh para penumpang lainnya, kecuali gw kayaknya. Semua orang sepertinya kedinginan, padahal hujannya juga tidak kencang-kencang amat sih. Setelahnya gw akhirnya sibuk dengan HP gw. Selang beberapa saat muncul sebuah aroma tidak sedap yang sangat tidak gw senangi. Bau rokok. (gw tidak mempermasalahkan orang merokok, tapi mbok ya jangan didalam). Yak, asap rokok mengepul didalam kabin bus. Asalnya tidak hanya dari satu mulut melainkan ada beberapa. Coba logika lo pake deh, kaca-kaca ditutup rapat, sementara didalam lo bakar rokok yang asapnya kemana-mana, hey man, otaknya pada di taro dimana ini orang-orang?? Gw udah berusaha untuk anteng dengan menutupi hidung gw. Tapi dasarnya gw emang sensitif sama asap rokok, jadinya hidung gw mampet. Gw sudah mulai merasakan ke-bete-an berada cukup lama di bus ini. Gw cuman berpikiran positif, bahwa merek-mereka ini orang-orang yang pendidikannya kurang baik mungkin, jadi tidak mengerti bagaimana menghargai keberadaan orang lain didalam bus, awalnya gw berpikiran seperti itu. Tapi lama kelamaan gw juga kesal  karena makin banyak orang yang otaknya pada di taro di dengkul sepertinya. Karena ketidakmampuan gw untuk menegur, gw males cari ribut sama orang-orang yang sepertinya memiliki mental senggol bacok, gw memilih untuk tidur saja. 

Perjalanan pun berlanjut, gw sudah terlelap cukup lama sepertinya, dan sepanjang perjalanan hujan tidak juga berhenti yang menyebabkan kaca-kaca bus masih tetap tertutup dan masih banyak pula yang membakar rokok sialan. Akhirnya gw kebangun, dan masih di tol Cikampek, dan gw melihat fenomena aneh selanjutnya. Pada bahu jalan tol banyak terdapat orang-orang yang berdiri seperti mau menunggu angkutan umum mengangkut mereka, dan apa yang terjadi? ternyata bus gw berhenti didekat bahu jalan tersebut dan mengangkut para calon penumpang tersebut! Gila kata gw nih. Ini tol loh, mana bisa naik turunin penumpang seenaknya?? Tapi kembali lagi ke asal, apapun bisa di lakukan oleh bus yang satu ini..haha.. dan gw melihat para penumpang di pinggir jalan tol tadi masuk kedalam bus yang ironisnya diteriakan oleh kernetnya, "ayo, masih kosong, kosong, kosong...." dan seterusnya. Gw sempat melihat sekeliling, tidak ada satu bangkupun yang kosong, so gw wajar kan kalau akhirnya bertanya, "kosong sebelah mananya??" "diatep kali nooh kosongnya" . Gw cuman bisa ketawa miris aja dalam hati. 

Sesaat setelahnya gw kembali tidur, karena terjadi kemacetan yang membosankan akhirnya gw memilih untuk memejamkan mata, selain gw juga tidak ingin merasakan pinggan gw yang sudah mulai terasa sakit karena kelamaan duduk. Menjelang akhir perjalanan ditol Cikampek, gw terbangun dari tidur. Setelah keluar dari pintu tol, macet kembali menjadi kendala perjalanan. Singkat cerita gw sudah memasuki jalur pantura yang mana adalah jalur yang sangat dikuasai oleh supir Luragung, siapapun dia. Cerita-cerita unik dimulai dari sini. Pertama adalah tukang dagang yang mulai naik keatas bus dan menjajakan barang dagangannya, macam-macam dari mulai pop mie, kopi, kacang, telur asin, tahu goreng, dan bahkan penyanyi dangdut keliling pun ada. Berasa di Psar Malem gw nih diatas bus ini..hahaha.. Gw walaupun kurang senang dengan keberadaan mereka ini diatas bus, tapi gw tidak mempermasalahkannya. Yang jadi masalah adalah ketika si tukang-tukang dagang ini menjadikan bus yang gw tumpangi sebagai tempat sampah sisa dagangannya. Ini yang sangat tidak bisa gw terima. Apa pasal? bayangkan saja kalau lo ada di dalam bus, yang notabene diluarnya hujan, maka didalam bus menjadi pengap, kemudian kaca-kaca tetap tertutup, tetapi sampah, contoh saja sisa telur asin, berserakan dan membuat seisi bus bau amis. Sekali lagi gw mau memaklumi kalau gw berada ditengah-tengah orang yang pendidikannya kurang, tapi lama-lama keadaan ini semakin membuat tidak nyaman. Apalagi gw membayar bus tersebut sebesar 70 Ribu Rupiah loh. Bayangkan dengan Cirebon Express (kereta api) yang 75 Ribu, tetapi tidak ada pedagang masuk, dan tidak ada pula sampah yang berserakan dimana-mana. 

Gw melanjutkan tidur dan hari semakin larut. Perjalanan masih di jalur Pantura. Kemacetan yang amat panjang terjadi disini. Gw kurang tahu juga apa yang terjadi di depan, yang jelas bus yang gw tumpangi ini, yang dengan slogan "ON TIME, EVERYTIME", sudah mulai kehilangan kesabaran. Akhirnya sang supir membuat manuver yang menurut gw termasuk gila, dan benar-benar ga masuk akal. Gw benar-benar percaya kalau bus ini adalah raja jalanannya pantura. Apa sih yang dilakukan bus ini?? Yak, bus ini mengambil jalur yang berlawanan arah, alias pindah ke jalur kanan Jalan Pantura. Jalan pantura ini sudah dibatasi oleh separator sejatinya, tapi karena kegilaan supir bus Luragung ini, semua yang awalnya gw rasa tidak mungkin, menjadi mungkin..haha.. Supir mengarahkan busnya melawan arus, dan gilanya, semua yang datang dari arah berlawanan seolah tidak mau untuk berurusan dengan bus ini. Semua minggir, semua memberikan jalan, padahal mereka ada di jalur yang benar. Gw cuma bisa geleng-geleng kepala, antara takjub dan prihatin. Polisi pun tidak berdaya setelah melihat kejadian ini, mereka hanya diam dan melihat bus tetap berlalu kencang di jalur yang berlawanan arah. Pada akhirnya bus kembali ke jalan yang benar. Tetapi sesaat setelah kembali, kemacetan kembali terjadi. Disini sekarang gw melihat manuver lain dari bus ini. Menyalip dari bahu jalan yang notabene bukan jalan aspal melainkan tanah, dengan kemiringan kurang lebih 20 derajat. Gw jujur saja takut untuk melihat kekiri, karena bus kondisinya sangat miring, kemudian jalanpun tidak rata yang membuat bus seolah akan terjungkal ke kiri sebentar lagi. Tapi itu semua tidak kejadian. Semua aman, semua lancar dan lagi-lagi, semua memberi jalan. Gila, itu aja yang ada di pikiran gw mengenai supir-supir bus Luragung ini. 

Pada akhirnya gw tiba di Cirendang, Kuningan, Jawa Barat pada pukul 9 malam. Gw langsung berpikir untuk menuliskan pengalaman unik dan asik serta tidak biasa ini di bog gw. Tapi apa daya gw sudah terlalu capek untuk menulis itu semua. Akhirnya baru gw tulis sekarang. Disini gw mau mengomentari beberapa fenomena yang jika kita tarik kesimpulan, apa pantes Indonesia disebut negara yang beradab?

1.) Orang-orang yang merokok sembarangan tanpa memperdulikan keadaan orang lain itu adalah ciri manusia tidak beradab menurut gw. 

2.) Tukang-tukang yang berjualan tapi tidak menjaga kebersihan lingkungan juga termasuk tidak beradab.

3.) Supir bus yang melawan arus, tidak taat azas dan tidak memikirkan keselamatan banyak orang, jelas tida beradab sama sekali. 

Dari tiga poin diatas, manusia-manusia seperti ini amatlah banyak di belahan bumi  nusantara ini yang mengharapkan kesejahteraan menyeluruh, kedamaian, dan ketentraman hidup. Tapi dengan adanya manusia-manusia seperti ini yang gw yakin jumlahnya bisa sampai 20% dari keseluruhan Manusia dewasa di negeri ini, apa pantas kita mendapat apa yang kita inginkan mengenai kesejahteraan, kedamaian dan kemajuan dari bangsa itu sendiri? Dari kesadaran saja mereka (atau mungkin bahkan gw sendiri) belum mengerti dan tidak ada pemikiran kesana sama sekali. Tetapi orang-orang disini selalu memprotes para pengelola negeri ini akan kebobrokan bangsa ini. Semua berawal dari diri sendiri kawan, jangan menuntut kesempurnaan dari orang lain, melainkan kita dulu lah yang seharusnya menjadi sempurna, baik bagi diri sendiri, ataupun orang lain, barulah kita menuntut. Gw jamin bangsa ini tidak akan maju ketika masih banyak manusia-manusia yang seperti gw sebutkan diatas, masih eksis di bumi pertiwi ini. Maka perbaikan dalam hal moral, agama, dan juga pendidikan lah yang seharusnya kita dapatkan secara maksimal di sekolah-sekolah umum. Rakyat kelas bawah macam mereka juga butuh di edukasi agar tidak terjadi hal-hal yang seperti itu. 

Wassalam.